Selasa, 28 April 2015

Energi inovatif



Energi harus lebih baik, lebih aman, lebih bersih, lebih inovatif, dan lebih dapat diakses. Dan ini adalah tanggung jawab dan komitmen kita guna menjadikannya lebih baik hari demi hari, untuk kita semua.

















karbonmonoksida.

Tahukah kamu? Asap kendaraan bermotor mengandung zat beracun bernama karbonmonoksida. Jadi jangan lupa untuk selalu pakai masker dan kacamata hitammu saat naik motor!

kreatif




Foto Dewa Depa Ermawan.

Setreess berat

Pangea adalah nama benua pertama


Nama Pangea berasal dari Yunani kuno yang berarti bumi
Pangea adalah nama benua pertama yang ada di bumi sebelum benua eropa asia afrika dan amerika. Terbentuk sekitar 300 juta tahun lalu,selama era akhir paleozoikum dan awal mesozoikum

Pangaea berasal dari kata Yunani yang berarti “semua daratan” merupakan gabungan benua berbentuk seperti huruf C dan membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan.

Diduga bahwa semua benua pada satu waktu pernah membentuk super benua tunggal yang ia sebut "Urkontinent", sebelum kemudian pecah dan hanyut ke lokasi mereka saat ini.

Alfred Weneger membahas tentang teori pergeseran benua  dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans (Die Entstehung der Kontinente und Ozeane), pertama kali diterbitkan pada tahun 1915

http://id.wikipedia.org/wiki/Pangea

Image result for Pangea apa









Benua raksasa ini dinamakan pangea, sedangkan kawasan samudera yang mengapitnya dinamakan panthalassa.
Sekitar 65 juta tahun lalu, laurasia merupakan moyang  benua-benua yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan bumi utara), meliputi eurasia, amerika utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan moyang kepada benua-benua di belahan bumi selatan, meliputi amerika selatan, afrika, sub benua india, australia, dan antartika, hingga terbentuklah benua-benua yang kita saksikan saat ini

Teori pangea dan gondwana adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa jutaan tahun yang llampau, semua benua bergabung  dalam satu daratan besar yang disebut Pangea. Kemudian  benua-benua tersebut pecah  dan mulai hanyut
benua di sebelah utara dinamakan laurasia dan di bagian selatan dinamakan gondwana. Baik laurasia maupun gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan

http://183.81.166.117/forum.php?mod=viewthread&tid=667979




Sabtu, 25 April 2015

Terbaik

Jangan tinggalkan yang " Baik "
Demi mencari yang " Lebih Baik "
Kerana yang " Baik"
Itulah yang paling " Terbaik "


 Terlintas gambar yang indah.
Banyak tawa dan canda disana.
Semua ada didalam satu irama.
Mengalun indah penuh makna.

 IBU, 3 huruf sejuta kasih sayang

 Ketika Anda menangis, bahan kimia stres berlebih didorong keluar dr tubuh & bahan kimia di tubuh menjadi stabil, itu sebabnya Anda menjadi lega


 Lebih penting untuk berusaha lebih baik dari hari kemarin, daripada lebih baik dari orang lain.

English = Hello.

Malaysia = Apa Khabar
English = Hello.
Spanish = Hola.
French = Bonjour.
Japanese = Konnichiwa.
Chinese = Nî Hâo.
Italian = Ciao.

Kamis, 16 April 2015

cerita anak: Foto kembar





        Ica membawa temannya ke rumah. Mereka menaiki tangga. Ayik memperhatikan foto yang sama berderet di tembok sepanjang anak tangga. Anak manis, berponi pake kaos meran dan celana kodok dari jins. Ayik meninggalkan foto-foto itu tapi kembali memperhatikannya. Ada tujuh foto, sepertinya sama tapi juga tidak sama. Ia mengucek matanya …… sama atau tidak…..
        Ica memperhatikan dari atas, membiarkan temannya penasaran. Tak ada komentar. “kita belajar biologi ya!” Ica mengeluarkan buku demikian juga Ayik. Mereka membahas tentang cacing. “besok kita harus bawa cacing, dimana nyarinya?” Tanya Ayik. “aaahhh … gampang, ini baca dulu koran artikelnya tentang cacing.” Ica mengangsurkan koran baru. “lo katanya cacing sangat susah ditemukan, bahkan pihak kampus mengimport cacing dari Ausi. Oooo …. Cacing aja diimport.” Kata Ayik sedikit cemas. “masak sii …… kalo gitu ayo cari cacingnya yuk takut ntar ga dapat.”
        Bener saja mereka tak mendapatkan satu ekorpun. Ica mengajak Ayik mencarinya di halaman tetangga ….. juga tak dapat. “bener ….. cacing sudah langka.” Kata Ica sambal merapikan tanah halaman tetangga yang baru dibongkarnya. Tak berapa lama Uci menelpon menanyakan apakah mereka sudah mendapatkan cacing. Temannya yang lain juga bertanya. Hampir semua teman sekelasnya tak mendapatkan cacing bahkan juga, Bu Guru. Hari menjelang mahgrib, Ayik pamit pulang. Karena tahu teman-temannya juga tak mendapatkan cacing, mereka tak khawatir akan kegagalannya tidak membawa cacing untuk penelitian biologi.
        “Ma masak katanya kampus mengimport cacing untuk penelitian….!” Kata Ica seraya menunjukkan artikel yang ada di koran. Ibunya heran “masak …… kenapa ga beli sama mama saja 100 cacing juga mama bias jual bahkan ribuan jika harganya cocok.” Ica melotot ga percaya. “yakin … ma?!” Tanya Ica tidak percaya.
        Seperti biasa ibunya Ica membacakan cerita bilingual, tekanan nadanya sangat pas yang membuat Ica suka mendengarnya. Karena penasaran iapun membuka matanya untuk melihat gambar dari cerita yang dibaca. Dia terbangun ibunya pun bergegas menyiapkan sarapan. Nasi goring. Karena tak punya sayur ijo, ia memetic bayam di pot depan rumah. Mmm ….. nasi goring bayam telah tersaji di meja, Ica menikmati dengan lahap. “ini sayurnya organic, Ca. bayamnya mama petik di depan.” Ica mangut-mangut. “sayur organic itu apaan si Ma?, aku lupa.”
        Ketika mereka akan berangkat ke sekolah, ibunya Ica mengeluarkan pot yang ditumbuhi bayam sebagian daunnya sudah dipetik. Dan satu pot lagi berisi sampah. “sebentar lagi pot ini akan mama urugi dengan tanah, maka cacing akan berkembang biak dengan subur.” Jelasnya. Ica terbengong ……. “jadi dalam pot itu banyak cacing toh, Ma?” Tanya Ica kegirangan. “tentu” jawab ibunya. “Ica bole minta pot ini ya, Ma?” Ica mengambil pot yang berisi pohon bayam, “ini sisa bayamnya dipetik aja …..”
        Anak-anak ribut karena hari ini tidak jadi ke laboratorium sebab tak ada bahan utamanya yaitu cacing. Bu Guru mengumumkan penelitian ditunda. Ica masuk dan mengangsurkan kantong kresek kepada Bu Guru. “wow ….” Teriak Bu Guru. Kelas menjadi riuh. Teman-temannya bertanya darimana ia mendapatkan cacing itu. Bu Gurupun heran. “ngimport, Bu….” Sahut Ica. “Huuuuuu …….”
        Ica dan keluarga terdekatnya berkumpul, yoga,doa barsama dan menyanyikan happy birthday. Nenek Ica mengeluarkan beberapa foto dan sekoper pakaian. “sekarang  kita bikin foto yang sama, mana pilihan kalian dan sesuaikan dengan pakaian yang sama. Wow ….. beberapa foto kuno. Mereka berdandan seperti contoh di foto, gaya dan baju sama. Foto-foto tersebut dipasang di dinding garasi. Di tempat ini sering diadakan pertemuan arisan, ulang tahun, doa bersama dan kadang bermain dan belajar bersama. Garasi menyatu dengan taman, tempatnya jadi luas dan indah. Jadi banyak tamu yang akan memandangi foto dan menjadi teka teki.
Nenek Ica memberi sebuah kado dengan bungkusan unik. “Selamat ulang tahun cucuku….semoga jadi anak dan cucu yang baik berguna bagi keluarga dan semua orang.” Semua hadirin penasaran apa isi kadonya. “buka….. bukaa ……… bukaa ……” teriak hadirin. Nenek memberi tanda setuju. Ica membukanya ….. cukup sulit. Kulit pertama janur, yang ke dua daun pisang…. “kueee……” tebak hadirin. Kulit ketiga upih yaitu semacam   kulit dari batang pohon aren biasanya dibuat main kereta oleh anak-anak jaman dulu. Ini yang sulit dibuka perlu pisau besar dan tajam. “oooooooo …… “ teriak hadirin ketika isinya tampak, suaranya sedikit sumbang. Sebendel buku lusuh. Ica masih penasaran, ga mungkin nenek memberi sesuatu yang tak berarti. Lembar pertama dibuka, kata pengantar sebuah koran, lembar kedua berita hangat sebelas tahun yang lalu persis ketika Ica lahir, lembar ketiga berita hangat tahun berikutnya dan seterusnya.

cerita anak: Undangan palsu






Lagi dua bulan. Masih lama banget, pikir Ica. Hadiah apa saja ya akan didapat, buku cerita, sepatu roda, sepeda, boneka, atau ………… apa yaaa. Ica terus memikirkan tentang ulang tahunnya. Bagaimana kalo mama lupa, papa lupa juga nini dan kakek. “yaaaaahhh … sial banget kalo mereka semua lupa.” Gerutu Ica. Lelah memikirkan tentang ulang tahun, ia kembali pada tugasnya main ular tangga. Ia telah mencoba semuanya. Besok akan dibawa ke sekolah dan memainkan sama teman. Ada empat lembar kertas yang sudah ditempel rapi.
Permainan mulai seru. Bergantian pemain naik dan turun. Semua berpartisipasi untuk menjawab perkalian. Tanpa disadari mereka hapal perkalian. Uci hamper game, saying angkanya tidak pas. Sekarang grup Ica yang pegang kendali. Tinggal dua langkah maka menang. “ayo kocok-kocok dan tak bole curang.” Teriak grup Uci. Juli merebut dadu, “aku aja yang kocok ……..” teriaknya. “duuuaaa ….. duuuuaaaa ……” teriak teman-emannya, Juli tidak yakin ia mengembalikan dadu pada yang lain. Dadu dikocok oleh Ira. “duuuuuuuuuuuaaaaaaaaa ……” teriaknya lantang. Yang keluar satu. Yaaaaahhhhh mereka kecewa sementara grup Uci girang. Mereka perlu tujuh langkah lagi. Setidaknya perlu dua kali kesempatan untuk bisa memenangkannya. Mereka tidak meneriakkan angka. Yang keluar angka lima. Sekarang giliran grup Ica. Ira kembali didaulat mengocok dadu.
Mereka bubar karena bel masuk kelas. Ica melipat permainan ular tangganya. Juli mengundang ke ulang tahunnya. “dating ya Ca” harapnya. “ya deh.”jawab Ica. Pelajaran matematika. Anak-anak menjawab lancer. Hamper semua anak hapal perkalian. Selesai pelajaran Juli mengundang beberapa teman. Istirahat kedua mereka melanjutkan permainan. Akhirnyapermainan dimenangkan grup Uci. “nah yang menang dapat hadiah apa?” Tanya Ica. “haaa….. hadiah…?” Tanya mereka hamper berbarengan. “kita semua dapat hadiah.” Kata Ica membuat teman-temannya keheranan. “apa hadiahnya?” Tanya riuh. “ada deh” sahut Ica yang membuat teman-temannya semakin penasaran. Karena Ica tak memberi penjelasan merekau mengalihkan pembicaraan. “besok ulangan matematik!” Uci mengingatkan.
Ica menyerahkan gulungan kertas pada ibunya. “laris manis, Maaa….” Mamanya membuka gulungan “apanya yang laris?” tanyanya tak mengerti. Mmmm …… rupanya permainan ular tangga yang dimaksud. Ia tersenyum puas.
“maa … ada temanku ulang tahun, kasi hadiah apa ya?” 
“ya kita coba cari lusa sabtu sore yaa ….. sekalian mama mau nyari orgonite di Kedai O’onk.”
“makan sate jamur juga kan?”
“mm ….”
“maah … jam nya Ica harganya berapa?” Tanya Ica ketika berangkat ke pasar.
“murah ko Cuma lima lima.”
“wooiihhh … waktu itu kan harganya dua ratusan lebih?”
“yaa ditawar-tawar jadi lima lima. Namanya juga pasar…..”
“kan di mall ma”
“sama aja, mall juga hargany ga harus lebih mahal, tergantung kualitas.”
“kadonya jam aja, Ma”
Mereka melepas lelah di Kedai O’onk. Makan lontong gule, es pisang ijo dan rujak gobed. “mmm … mantap.” Puas. Ibunya memilih-milih perhiasan orgonite, berhias dan menjadi sehat. Mereka juga membeli kaos dan kain pantai for therapy ….. berdandan dan menjadi sehat. “Ih mama …… motonya sehat mulu,” komentar Ica sambal ikut melihat-lihat dan mencoba-coba. Ica juga suka sepasang anting, cantik dan membuatnya sehat. “gerakan energy yang membuat aura positip.” Kata ibunya. “sudah yuk, kita kan harus membungkus kado.”
Ica sudah cantik, rambut digerai dengan jepitan kupu diatas kuping dan sebuah kado dibungkus rapi bentuk baju. Ia jaan kaki sendirian, sudah agak telat makanya ga sempat lagi menjemput teman mungkin mereka sudah menunggu disana. Rumah Juli cukup besar, ada taman dan kolam ikan lengpap dengan air terjun. Sepi ….. Ica agak heran ….. mungkin di dala. Seseorang membuka pintu dan berlari mendekati mendekati Ica, “ini kadonya?” tanyanya seraya meraihnya. Ica menyambutnya dengan senang menyalami dan menyerahkan kadonya.
Juli berlari, Ica mengikuti juga lari kecil …. Tiba-tiba ‘braaakkkk….’ Pintu dibanting. Ica menghentikan langkahnya heran. Aneh sekali, sepi …… Ica masih penasaran apa yang terjadi. Ia mengintip ….. taka da orang lalu berusaha membuka pintu …. terkunci.  Tak ada lagi yang bias dilakukan iapun berbalik arah ….. pulang.

cerita anak Jam Masha






Aku suka banget film masha. Sejak kecil aku mengoleksi boneka masha. Ketika mama mengajakkua ke mall aku ingin jam itu, warnanya pink ada birunya. Manis banget. Rupanya mama mengerti “Caa kamu mau jam itu?” Tanya mama. Aku menoleh tanpa kata-kata. Aku ragu mama mau beliin gay a. hari ini mama akan membelikanku sepatu untuk sekolah “ga ma Cuma lihat aja.” Sahutku. Ga enak terlalu banyak permintaan.
Kami ke bagian sepatu. Aku memilih yang paling bagus. Harganya lumayan mahal. “gapapa kalo kamu suka biar mahal yang penting awet.” Kata mama. Setelah menenteng sepatu, kemudian mama berbelok ke tempat tadi “kita lihat-lihat aja.” Katanya. Aku berharap mama masih ada uang. “Berapa pak yang ini?” pedagang menunjuk-nunjuk hingga ketemu jam yang aku suka. “dua ratus dua lima ribu, Bu…..”. pedagang berusaha meyakinkan kami. Aku tak berkata apa-apa. Mama pindah ke bagian lain. Aku permisi ke kamar kecil. Ketika kembali mama membeli kue di sebelah took tadi. Mmmm itu berarti mama tidak membeli jam itu. Aku sembunyikan rasa kecewaku.
Keesokan harinya seperti biasa mama membacakan cerita bilingual. Aku terbangun dan ingin melihat gambar. Ceritanya tentang masha pergi ke pasar. Aku jadi teringat jam masha kemaren. Dengan malas aku bangun mandi, sarapan dan bersiap ke sekolah. Mama melingkarkan jam di tanganku. “wow jam mashaaaaaa ….. “ teriakku riang. “Mama kejutan banget.” Kucium mama berulang kali. Hari ini sangat menyenangkan pake sepatu baru dan jam baru. Aku merasa semangat. “ulangan Bahasa Inggris” teriak bu guru. Anak-anak gaduh hingga bu guru harus berteriak. “huuuuu…….” Teriak anak-anak tak kalah rame. Beberapa teman melirikku. Sejak mama membacakan cerita bilingual sembari membangunkanku, aku paham apapun yang dikatakan bu guru. Teman-teman selalu berharap aku membantunya. Terutama kalau ada PR, bukuku akan berkeliling di kelas.
Aku melepas jamku karena akan ke kamar mandi. Kuletakkan di tas. Ketika kembali jamku hilang. Aku memperhatikan sekeliling. Tak ada yang mencurigakan. Rasanya sedih sekali. Untungnya mama tak menanyakan tentang jam yang tak kupakai. Tiga hari kemudian Juli mengenakan jam masha. Aku tak langsung menuduhnya. “wow jam kamu bagus banget. Siapa yang ngasi?” tanyaku sembari memperhatikannya. “ibuku” jawab Juli. Diapun melepas dan membiarkanku memegang. Aku perhatikan, kulihat tanda yang kugores dibalik tali jam, aku yakin ini jamku. “kamu mencuri jamku?!!” kataku tegas. Dia mengelak. Aku tahu ini jamku. Ketika jam istirahat aku Uci ke rumah Juli dan bertanya kepada ibunya, “Bu ….. ibu pernah membeli jam untuk Juli? Jam masha….?” Tanya Uci.
“Haaaa ….. lo ko tanya gitu sii?” kata ibunya Juli. “ya soalnya aku pingin beli tapi aku tak tahu harganya.” Jawab Uci. “ooooo…… ga ibu ga pernah beliin si Juli jam masha.”
        Jam istirahat telah habis ketika kami kembali. Saat sekolah berakhir aku tak menemukan Juli. Rupanya ia sudah pulang. Aku menyusul ke rumahnya. “permisi, bu Juli meminjam jam saya” kataku pa ibunya Juli. “oooooo …. Mari masuk nak. Juuul ini temanmu kembalikan jamnya kan kamu punya jam kenapa harus pinjam jam orang lain.”
Juli turun tanpa membawa jam. Dia berusaha agar aku pergi. Agak ribet. Rupanya ibunya Juli kesal. “kembalikan Jul buat apa jam gitu jam murahan aja kamu pinjam, jam kamu bagus jam mahal itu, ga usah pinjam jam mainan!” teriak ibu Juli. Akhirnya Juli mengembalikan jam yang sudah dicurinya.
        “lo ko baru pulang,  Caa?”
“ya mama ini jamku dicuri sama Juli tadi aku mencari di rumahnya.”
“looo …… kapan ilangnya? Trus dapat?”
“ya maa …….. ini dia.” Aku menunjukkannya pada mama. Rasanya senang jamku sudah kembali. “padahal orangnya kaya ma, rumahnya gede banget ko suka nyuri ya?!”
“ya sudah kan jamnya sudah kembali, tuh majalah bilingualnya dah datang! Coba baca sendiri!” ica mengambil dan mencoba membaca cerita Bahasa Inggrisnya. “maaa….. aku ngerti ma ……”  teriakku. Mama tampak senang.
“ga rugi ya langganan majalah. Berarti mama tak perlu lagi membacakan cerita?”
“eeeeee …… ya tetep bacain ma, kan aku belum lancer banget.”