Kamis, 16 April 2015

cerita anak: Undangan palsu






Lagi dua bulan. Masih lama banget, pikir Ica. Hadiah apa saja ya akan didapat, buku cerita, sepatu roda, sepeda, boneka, atau ………… apa yaaa. Ica terus memikirkan tentang ulang tahunnya. Bagaimana kalo mama lupa, papa lupa juga nini dan kakek. “yaaaaahhh … sial banget kalo mereka semua lupa.” Gerutu Ica. Lelah memikirkan tentang ulang tahun, ia kembali pada tugasnya main ular tangga. Ia telah mencoba semuanya. Besok akan dibawa ke sekolah dan memainkan sama teman. Ada empat lembar kertas yang sudah ditempel rapi.
Permainan mulai seru. Bergantian pemain naik dan turun. Semua berpartisipasi untuk menjawab perkalian. Tanpa disadari mereka hapal perkalian. Uci hamper game, saying angkanya tidak pas. Sekarang grup Ica yang pegang kendali. Tinggal dua langkah maka menang. “ayo kocok-kocok dan tak bole curang.” Teriak grup Uci. Juli merebut dadu, “aku aja yang kocok ……..” teriaknya. “duuuaaa ….. duuuuaaaa ……” teriak teman-emannya, Juli tidak yakin ia mengembalikan dadu pada yang lain. Dadu dikocok oleh Ira. “duuuuuuuuuuuaaaaaaaaa ……” teriaknya lantang. Yang keluar satu. Yaaaaahhhhh mereka kecewa sementara grup Uci girang. Mereka perlu tujuh langkah lagi. Setidaknya perlu dua kali kesempatan untuk bisa memenangkannya. Mereka tidak meneriakkan angka. Yang keluar angka lima. Sekarang giliran grup Ica. Ira kembali didaulat mengocok dadu.
Mereka bubar karena bel masuk kelas. Ica melipat permainan ular tangganya. Juli mengundang ke ulang tahunnya. “dating ya Ca” harapnya. “ya deh.”jawab Ica. Pelajaran matematika. Anak-anak menjawab lancer. Hamper semua anak hapal perkalian. Selesai pelajaran Juli mengundang beberapa teman. Istirahat kedua mereka melanjutkan permainan. Akhirnyapermainan dimenangkan grup Uci. “nah yang menang dapat hadiah apa?” Tanya Ica. “haaa….. hadiah…?” Tanya mereka hamper berbarengan. “kita semua dapat hadiah.” Kata Ica membuat teman-temannya keheranan. “apa hadiahnya?” Tanya riuh. “ada deh” sahut Ica yang membuat teman-temannya semakin penasaran. Karena Ica tak memberi penjelasan merekau mengalihkan pembicaraan. “besok ulangan matematik!” Uci mengingatkan.
Ica menyerahkan gulungan kertas pada ibunya. “laris manis, Maaa….” Mamanya membuka gulungan “apanya yang laris?” tanyanya tak mengerti. Mmmm …… rupanya permainan ular tangga yang dimaksud. Ia tersenyum puas.
“maa … ada temanku ulang tahun, kasi hadiah apa ya?” 
“ya kita coba cari lusa sabtu sore yaa ….. sekalian mama mau nyari orgonite di Kedai O’onk.”
“makan sate jamur juga kan?”
“mm ….”
“maah … jam nya Ica harganya berapa?” Tanya Ica ketika berangkat ke pasar.
“murah ko Cuma lima lima.”
“wooiihhh … waktu itu kan harganya dua ratusan lebih?”
“yaa ditawar-tawar jadi lima lima. Namanya juga pasar…..”
“kan di mall ma”
“sama aja, mall juga hargany ga harus lebih mahal, tergantung kualitas.”
“kadonya jam aja, Ma”
Mereka melepas lelah di Kedai O’onk. Makan lontong gule, es pisang ijo dan rujak gobed. “mmm … mantap.” Puas. Ibunya memilih-milih perhiasan orgonite, berhias dan menjadi sehat. Mereka juga membeli kaos dan kain pantai for therapy ….. berdandan dan menjadi sehat. “Ih mama …… motonya sehat mulu,” komentar Ica sambal ikut melihat-lihat dan mencoba-coba. Ica juga suka sepasang anting, cantik dan membuatnya sehat. “gerakan energy yang membuat aura positip.” Kata ibunya. “sudah yuk, kita kan harus membungkus kado.”
Ica sudah cantik, rambut digerai dengan jepitan kupu diatas kuping dan sebuah kado dibungkus rapi bentuk baju. Ia jaan kaki sendirian, sudah agak telat makanya ga sempat lagi menjemput teman mungkin mereka sudah menunggu disana. Rumah Juli cukup besar, ada taman dan kolam ikan lengpap dengan air terjun. Sepi ….. Ica agak heran ….. mungkin di dala. Seseorang membuka pintu dan berlari mendekati mendekati Ica, “ini kadonya?” tanyanya seraya meraihnya. Ica menyambutnya dengan senang menyalami dan menyerahkan kadonya.
Juli berlari, Ica mengikuti juga lari kecil …. Tiba-tiba ‘braaakkkk….’ Pintu dibanting. Ica menghentikan langkahnya heran. Aneh sekali, sepi …… Ica masih penasaran apa yang terjadi. Ia mengintip ….. taka da orang lalu berusaha membuka pintu …. terkunci.  Tak ada lagi yang bias dilakukan iapun berbalik arah ….. pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar