Lagi dua bulan. Masih lama banget, pikir Ica. Hadiah apa saja
ya akan didapat, buku cerita, sepatu roda, sepeda, boneka, atau ………… apa yaaa.
Ica terus memikirkan tentang ulang tahunnya. Bagaimana kalo mama lupa, papa
lupa juga nini dan kakek. “yaaaaahhh … sial banget kalo mereka semua lupa.”
Gerutu Ica. Lelah memikirkan tentang ulang tahun, ia kembali pada tugasnya main
ular tangga. Ia telah mencoba semuanya. Besok akan dibawa ke sekolah dan
memainkan sama teman. Ada empat lembar kertas yang sudah ditempel rapi.
Permainan mulai seru. Bergantian pemain naik dan turun. Semua
berpartisipasi untuk menjawab perkalian. Tanpa disadari mereka hapal perkalian.
Uci hamper game, saying angkanya tidak pas. Sekarang grup Ica yang pegang
kendali. Tinggal dua langkah maka menang. “ayo kocok-kocok dan tak bole
curang.” Teriak grup Uci. Juli merebut dadu, “aku aja yang kocok ……..”
teriaknya. “duuuaaa ….. duuuuaaaa ……” teriak teman-emannya, Juli tidak yakin ia
mengembalikan dadu pada yang lain. Dadu dikocok oleh Ira.
“duuuuuuuuuuuaaaaaaaaa ……” teriaknya lantang. Yang keluar satu. Yaaaaahhhhh
mereka kecewa sementara grup Uci girang. Mereka perlu tujuh langkah lagi.
Setidaknya perlu dua kali kesempatan untuk bisa memenangkannya. Mereka tidak
meneriakkan angka. Yang keluar angka lima. Sekarang giliran grup Ica. Ira
kembali didaulat mengocok dadu.
Mereka bubar karena bel masuk kelas. Ica melipat permainan
ular tangganya. Juli mengundang ke ulang tahunnya. “dating ya Ca” harapnya. “ya
deh.”jawab Ica. Pelajaran matematika. Anak-anak menjawab lancer. Hamper semua
anak hapal perkalian. Selesai pelajaran Juli mengundang beberapa teman.
Istirahat kedua mereka melanjutkan permainan. Akhirnyapermainan dimenangkan
grup Uci. “nah yang menang dapat hadiah apa?” Tanya Ica. “haaa….. hadiah…?”
Tanya mereka hamper berbarengan. “kita semua dapat hadiah.” Kata Ica membuat
teman-temannya keheranan. “apa hadiahnya?” Tanya riuh. “ada deh” sahut Ica yang
membuat teman-temannya semakin penasaran. Karena Ica tak memberi penjelasan
merekau mengalihkan pembicaraan. “besok ulangan matematik!” Uci mengingatkan.
Ica menyerahkan gulungan kertas pada ibunya. “laris manis,
Maaa….” Mamanya membuka gulungan “apanya yang laris?” tanyanya tak mengerti.
Mmmm …… rupanya permainan ular tangga yang dimaksud. Ia tersenyum puas.
“maa … ada temanku ulang tahun, kasi hadiah apa ya?”
“ya kita coba cari lusa sabtu sore yaa ….. sekalian mama mau
nyari orgonite di Kedai O’onk.”
“makan sate jamur juga kan?”
“mm ….”
“maah … jam nya Ica harganya berapa?” Tanya Ica ketika
berangkat ke pasar.
“murah ko Cuma lima lima.”
“wooiihhh … waktu itu kan harganya dua ratusan lebih?”
“yaa ditawar-tawar jadi lima lima. Namanya juga pasar…..”
“kan di mall ma”
“sama aja, mall juga hargany ga harus lebih mahal, tergantung
kualitas.”
“kadonya jam aja, Ma”
Mereka melepas lelah di Kedai O’onk. Makan lontong gule, es
pisang ijo dan rujak gobed. “mmm … mantap.” Puas. Ibunya memilih-milih
perhiasan orgonite, berhias dan menjadi sehat. Mereka juga membeli kaos dan
kain pantai for therapy ….. berdandan dan menjadi sehat. “Ih mama …… motonya
sehat mulu,” komentar Ica sambal ikut melihat-lihat dan mencoba-coba. Ica juga
suka sepasang anting, cantik dan membuatnya sehat. “gerakan energy yang membuat
aura positip.” Kata ibunya. “sudah yuk, kita kan harus membungkus kado.”
Ica sudah cantik, rambut digerai dengan jepitan kupu diatas
kuping dan sebuah kado dibungkus rapi bentuk baju. Ia jaan kaki sendirian,
sudah agak telat makanya ga sempat lagi menjemput teman mungkin mereka sudah
menunggu disana. Rumah Juli cukup besar, ada taman dan kolam ikan lengpap
dengan air terjun. Sepi ….. Ica agak heran ….. mungkin di dala. Seseorang membuka
pintu dan berlari mendekati mendekati Ica, “ini kadonya?” tanyanya seraya
meraihnya. Ica menyambutnya dengan senang menyalami dan menyerahkan kadonya.
Juli berlari, Ica mengikuti juga lari kecil …. Tiba-tiba ‘braaakkkk….’
Pintu dibanting. Ica menghentikan langkahnya heran. Aneh sekali, sepi …… Ica
masih penasaran apa yang terjadi. Ia mengintip ….. taka da orang lalu berusaha
membuka pintu …. terkunci. Tak ada lagi
yang bias dilakukan iapun berbalik arah ….. pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar