Senin, 12 Maret 2018

Pohon Pengetahuan






Dongeng Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan 

 

 Dahulu kala di sebuah desa yang jauh dari ibu kota, hiduplah seorang anak yang rajin dan sangat haus akan pengetahuan, mogu namanya. Dia hidup bersama ibunya yang sudah tua di sebuah rumah sederhana, karena kehidupanya yang miskin dia tak bisa belajar ke kota sebagaimana teman-temanya.

Dia merawat ibunya dengan sabar, setiap hari pekerjaanya beternak, bertani, serta mencari kayu bakar di hutan. Untuk memuaskan rasa hausnya akan pengetahuan, dia belajar dari buku-buku yang di bawa oleh teman-temanya. Dia juga belajar dari tiap hal yang dia temui.
Rasa penasaranya yang tinggi membuatnya menjadi anak yang cerdas dan mudah memahami tiap pengetahuan yang dia dapat. 
 
 
 
 

 

Pada suatu hari, mogu mencari kayu bakar di hutan. Tapi sial tak dapat di cegah, dia tersesat karena masuk ke hutan terlalu dalam. Dia berputar-putar mencari jalan pulang, tapi hingga gelap menjelang jalan keluar tak juga dia temukan.
Akhirnya karena kelelahan, mogu pun beristirahat di sebuah pohon besar dan tertidur di bawahnya. Ketika tengah tertidur, samar-samar mogu mendengar ada sebuah suara yang memanggilnya. Dia kira mungkin dia tengah bermimpi, tapi terdengar suara itu semakin jelas hingga membuat mogu terbangun.

"Siapakah gerangan yang memanggil ku..? Tolong tunjukan diri mu, jangan menakuti ku. Aku hanya sekedar menumpang istirahat di sini karena rasa lelah, aku tak berniat mengusik mu". Kata mogu gemetar karena takut.

"Tenanglah nak.. Aku tak bermaksud jahat.. Aku adalah pohon yang kau sandari, dan kau kini tengah berada di bawah ku". Jawab suara itu.

Mendengar hal itu, mogu pun segera menjauh dengan panik, ternyata pohon yang dia sandari memiliki sebuah bentuk wajah di batangnya.
"Jangan takut, aku tak akan menyakiti mu.. Aku adalah Tule, pohon pengetahuan. Siapakah nama mu nak? Kenapa kau bisa sampai ada di sini?". Tanya pohon yang mengaku bernama tule itu.

Lalu mogu pun menceritakan kisahnya, (cerita anak) bagaimana dia sampai di tempat itu dan tentang semua kehidupanya, termasuk keinginanya yang besar untuk belajar ilmu pengetahuan. Dalam waktu sekejab, mogu dan tule menjadi akrab.

"Hai mogu.. Mungkin kita sudah di takdirkan untuk bertemu. Kebersihan hati mu, kejujuran, dan rasa haus mu akan ilmu pengetahuan membuat mu dapat bertemu aku. Mogu.. Aku adalah pohon pengetahuan. Aku mengetahui akan banyak hal dan segala ilmu pengetahuan, hingga banyak sekali orang-orang yang mencari ku demi menimba ilmu dari ku. Tapi.. Hanya orang yang berhati bersih dan sangat haus akan pengetahuan yang dapat bertemu dengan ku.
Sekarang aku ingin bertanya pada mu, jika kau memiliki pengetahuan yang luas.. Akan kau gunakan untuk apa? ". Tanya tule.
"Bagi ku pengetahuan akan sangat berguna sekali. Aku dapat mengajari orang lain akan banyak hal yang bermanfa'at, membantu mereka untuk membuat kehidupan lebih mudah, dapat memilih antara yang baik dan buruk, serta banyak hal-hal bermanfa'at lainya. Karena menurut ku, ilmu pengetahuan di ciptakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik." Jawab mogu.

"Hmm.. Jawaban yang cukup bijak untuk anak seusia mu. Nah mogu.. Mungkin memang sudah di takdirkan kau menemukan ku. Mulai sekarang, maukah kau menjadi murid ku dan ku ajari akan tiap pengetahuan yang ku miliki?". Tanya Tule.
Mendengar itu, mogu langsung menyanggupi dan merasa sangat senang sekali.
Setelah pertemuan itu, tiap hari mogu datang ke hutan untuk menemui tule, dan belajar banyak pengetahuan yang berguna. Karena sifat rajin dan kebersihan hati mogu dalam belajar, mogu tak mengalami kesulitan dalam memahami tiap pelajaran yang dia dapat.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Tak terasa bertahun-tahun telah di lalui mogu dan tule bersama, hingga tak terasa mogu kini telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan cerdas. Ibunya telah meninggal beberapa tahun lalu karena usia tua, hingga dalam beberapa tahun ini mogu tinggal sendiri. Tapi keberadaan tule si pohon pengetahuan, membuat mogu tidak merasa kesepian dan memiliki seorang penghibur.
Bertahun-tahun mogu fokus belajar, dan kini dia telah memiliki pengetahuan yang cukup banyak di atas rata-rata.Hingga pada suatu hari, Tule si pohon pengetahuan berkata padanya..
"Mogu anak ku.. Pengetahuan yang kau miliki ku rasa sudah cukup sebagai bekal hidup mu. Kini.. Pergilah engkau mengembara. Berkunjunglah ke tempat-tempat baru dan amalkan serta ajarkan tiap pengetahuan yang kau miliki. Agar semua pengetahuan yang kau pelajari selama ini, berguna juga untuk orang lain. Jika suatu saat kau bingung akan suatu hal, kau boleh datang lagi pada ku untuk bertanya". Kata tule.
Ahirnya.. Mogu pun melakukan perintah tule yang sudah dia anggap seperti ayah sendiri.
Mogu pun mengembara.. Singgah dari desa ke desa mengajarkan tiap pengetahuan yang dia miliki. Dari mengajari menulis dan membaca, sampai mengajari tentang pembangunan dan pertanian. Ahirnya.. Tibalah mogu di ibu kota.
Pada waktu itu di ibu kota sedang di adakan ujian sebagai calon pejabat kerajaan. Melihat sebuah peluang yang baik itu, mogu pun mengikuti ujian tersebut.
Dengan kecerdasan dan pengetahuan yang dia miliki, mogu pun dapat lolos dengan mudah dan di angkat menjadi pejabat penting di kerajaan. Kecerdasan dan pengetahuanya membuat semua penghuni istana kagum, hingga mogu menjadi buah bibir di kalangan para pejabat istana.
Ahirnya.. Berita tersebut sampai juga di telinga sang raja, karena penasaran.. Sang raja pun mengirim utusan untuk memanggil mogu agar menghadap.

Ahirnya mogu pun datang menemui sang raja dengan di saksikan oleh para pejabat-pejabat yang berkumpul di sana. Mereka juga penasaran tentang mogu yang tengah menjadi buah bibir dan sangat terkenal dalam sekejap.
Tentunya.. Tak semua senang dengan kehadiran mogu. Ternyata ada salah seorang pejabat yang bernama Baralel yang iri akan ketenaran mogu. Dia berniat membuat mogu malu di depan raja, dia berencana memberi mogu pertanyaan yang tak mungkin dia jawab.

"Ampun baginda.. Izinkan hamba memberi beberapa pertanyaan pada anak ini. Apakah benar dia secerdas yang di kabarkan". Kata Baralel mulai melancarkan siasatnya. Dan sang raja pun mempersilahkan.

"Silahkan tuan tanyakan apa yang ingin tuan ketahui". Jawab mogu tenang dengan tersenyum.

"Menurut perkiraan mu, berapa kira-kira tinggi tubuh ku?". Tanya Baralel.

"Tinggi badan tuan sama dengan panjang jarak antara ujung jari tangan kiri hingga ujung jari tangan kanan ketika tuan bentangkan". Jawab mogu dengan tenang.

Merasa kurang percaya, sang raja pun menyuruh orang mengukurnya untuk membuktikan jawaban mogu. Dan betapa terkejutnya sang raja ketika jawaban mogu tersebut benar-benar tepat. Sang rajapun semakin kagum di buatnya, sedang Baralel menjadi semakin geram.

"Baiklah.. Kau memang pintar. Tapi apakah kau bisa menyalakan api tanpa pemantik api?". Kata Baralel belum menyerah.

"Hamba bisa tuan..". Kata mogu. 
 
 
 
 

 

Kemudian dia mengumpulkan daun dan ranting pohon kering. Lalu dia keluarkan kaca cembung yang berada di sakunya dan mengarahkanya pada sinar mata hari. Lama kelamaan sinar mata hari yang terfokus dari pantulan kaca cembung tersebut membuat daun dan ranting kering yang dia kumpulkan terbakar.
Melihat hal tersebut, raja menjadi terkagum-kagum akan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang di miliki mogu. Melihat hal tersebut, Baralel kehabisan akal dan semakin kesal di buatnya.


"Baiklah mogu, aku sudah percaya akan kecerdasan dan pengetahuan mu. Ternyata kabar yang terdengar di istana ku ini benar adanya. Sekarang aku punya pertanyaan terahir untuk mu. Apakah kau mau menjawabnya?". Tanya sang raja.

"Jika hamba memang tahu jawabanya, pasti akan hamba jawab baginda". Jawab mogu.

"Apa kau mau berjanji..?". Tegas sang raja.

"Hamba berjanji baginda..". Jawab mogu mantab.

"Karena kau sudah berjanji, baiklah.. Akan ku sampaikan pertanyaan ku.. Aku banyak mendengar dari kisah-kisah para orang bijak dan cendikiawan, bahwa di dunia ini ada sebuah pohon yang menyimpan berbagai ilmu pengetahuan. Banyak sekali orang-orang yang mencari pohon tersebut untuk dapat belajar pengetahuan darinya. Karena banyaknya pengetahuan yang di miliki pohon itu, dia di namakan pohon pengetahuan. Nah.. Pertanyaanya.. Apakah kau tahu di mana letak pohon pengetahuan itu?". Tanya sang raja.

Mendengar pertanyaan raja yang di luar dugaan, mogu pun menjadi sangat terkejut. Dia ragu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Tapi karena mogu telah berjanji, ahirnya mogu pun menjawab..

"Baginda raja, sebenarnya pertanyaan paduka sangat membuat saya terkejut. Itu sungguh di luar perkiraan saya. Tapi karena saya telah berjanji, maka saya akan menjawab pertanyaan tersebut. Hamba tahu di mana tempat pohon pengetahuan tersebut. Dia adalah guru hamba, dan semua hal yang hamba ketahui.. Hamba dapat dari dia". Jawab mogu.

Mendengar jawaban tersebut, semua orang yang ada di tempat itu sangat terkejut. Tak terkecuali sang raja sendiri.
"Kalau begitu, maukah kau membawa ku ke sana? Banyak sekali hal yang ingin aku tanyakan, terutama pengetahuan tentang ilmu pemerintahan". Kata sang raja setengah memohon.

"Hamba bersedia membawa baginda raja ke tempat pohon pengetahuan tersebut, tapi ada syaratnya". Ujar mogu.

"Katakan apapun syaratnya, selama aku sanggup pasti akan ku penuhi". Kata raja.

"Syaratnya nanti akan saya sampaikan setelah semua orang di sini pergi. Syarat ini hanya boleh di ketahui oleh yang mulia saja". Mogu menjelaskan.


Mendengar kata-kata mogu tersebut, sang raja pun lalu memerintahkan semua orang di ruangan tersebut untuk pergi. Kini hanya tinggal sang raja dan mogu yang menyampaikan syarat yang di ajukan.
Ternyata syarat yang di minta mogu adalah sang raja harus pergi bersama mogu sendirian untuk menemui pohon pengetahuan itu. Dan sang raja harus menyamar dan berpakaian seperti rakyat biasa.
Ahirnya.. Tengah malam ketika suasana sepi, raja dan mogu pergi keluar dari istana dengan pakaian rakyat jelata. Tapi ternyata mereka telah di mata-matai oleh baralel.
Baralel pun mengikuti mereka dengan membawa beberapa pasukan, ada rencana licik dalam benaknya.


Ahirnya.. Setelah menempuh perjalanan hampir dua hari, mogu dan raja tiba di hutan tempat tule berada.

"Salam paduka raja.. Apa hal yang membuat pemimpin seperti anda datang ke hutan yang kotor ini". Sapa tule.

"Oh pohon pengetahuan.. Aku ingin kau mengajari ku agar bisa menjadi seorang raja yang baik dan bijaksana". Jawab raja.

"Paduka tak lagi butuh belajar, karena paduka sudah menjadi seperti yang paduka inginkan. Para rakyat mencintai paduka, karena paduka adalah raja yang bijak dan adil. Selalu memperhatikan nasib rakyat, dan selalu berusaha memakmurkan kehidupan rakyat di kerajaan paduka". Jawab tule.

"Mogu anak ku, waktu ku tak lagi lama. Ku wariskan pada mu sebuah buku, pelajari dan gunakan tiap pengetahuan mu dengan bijak. Ambil buku itu di lubang di sela-sela akar ku". Kata tule.

Mogu tak terlalu mengerti dengan maksud dari ucapan tule. Tapi mogu menurut saja pada apa yang di perintahkan oleh gurunya itu.
Tapi setelah mogu mengambil buku dan menyimpanya.. Tiba-tiba baralel dan pasukanya muncul menerobos dari semak-semak.


"Wahai pohon pengetahuan, ajari aku juga agar aku bisa tahu akan segala hal. Agar aku dapat menguasai semua ilmu pengetahuan". Kata baralel meminta.

"Tidak..! Hati mu di penuhi dengan rasa iri dan dengki. Menyerahkan ilmu pengetahuan yang bernilai pada mu hanya akan menyebabkan banyak bencana". Kata tule.


Mendengar jawaban itu, baralel pun menjadi marah dan geram. Dia lalu memerintahkan pasukanya untuk menebang dan membakar pohon itu. Sang raja dan mogu berusaha menahan mereka, tapi kalah jumlah membuat raja dan mogu tak berdaya.

Ahirnya.. Tule sang pohon pengetahuan pun mati. Tapi baralel dan pasukanya juga tak lepas dari hukuman atas kejahatan mereka. Tiba-tiba saja langit menjadi gelap dengan suara guntur dan percikan kilat yang menyambar. Baralel dan pasukanya ahirnya binasa oleh sambaran petir misterius itu.


Setelah kejadian itu, raja mengangkat mogu menjadi penasehat pribadinya. Raja pun menjadi semakin di cintai rakyatnya karena kebijaksanaanya. Sedang mogu masih tetap belajar dari buku yang di tinggalkan Tule untuknya. Dan setelah raja wafat, mogu pun di tunjuk sebagai raja berikutnya sebagaimana wasiat sang raja.

Hikmah yang bisa di petik : Dalam menuntut ilmu, kita harus memiliki hati yang bersih serta kemauan yang kuat agar berhasil. Dengan niat yang tulus, rajin, dan giat.. Niscaya ilmu yang kita dapat akan sangat bermanfa'at..

 story by dongengterbaru.blogspot.com

 

Katak dan Monyet







Pada zaman dahulu, ada seekor katak dan monyet yang bersahabat. Tapi hubungan mereka sering hanya menguntungkan sebelah pihak. Katak yang baik hati sering di kelabuhi dan di manfaatkan oleh si monyet demi kepentingan pribadinya. Tapi si katak selalu dapat memaafkan si monyet karena menganggapnya sebagai sahabat.





Berbeda dengan sifat si katak, sifat si monyet sangat berlawanan. Monyet itu sangat licik, banyak akal, dan sangat rakus. Tak jarang dia di jauhi oleh teman-temanya karena sifatnya tersebut. Tapi memang sudah dasar dari wataknya, hal tersebut tidak membuat monyet itu sadar akan kesalahanya.
Sebagaimana julukan yang di sandangnya sebagai monyet yang rakus, monyet itu sangat senang sekali makan. Buah pisang adalah makanan favoritnya. Dia sering mencuri buah pisang di kebun pak tani. Tapi terahir kali dia mencuri buah pisang, dia hampir tewas karena di kejar-kejar oleh pak tani yang ingin menangkapnya karena ulah nakalnya.
Hingga pada suatu hari saat monyet itu tengah melamun sendiri, dia teringat pada katak sahabatnya. Dia berniat untuk mengajak sahabatnya tersebut untuk menanam buah pisang sendiri. Jika dia punya buah pisang sendiri, tentu dia tak harus repot membahayakan dirinya hanya untuk mencuri buah pisang milik pak tani yang sangat galak.
Akhirnya, dia pun menemui si katak yang tinggal di pinggir sebuah sungai. Ketika mendengar ide dari si monyet untuk mengajaknya menanam pohon pisang sendiri, si katak sangat senang dan menyambutnya dengan antusias.
“hai katak sahabat ku, jika kita memiliki pohon pisang sendiri.. tentu kita bisa tiap hari makan enak. Bayangkan lezatnya buah pisang yang sangat manis dan menggiurkan itu”. Kata si monyet merayu.
“wah, benar sekali ide mu itu. Aku juga ingin sekali dapat memakan buah pisang. Tapi karena aku tak bias memanjat, aku tak pernah bias memakannya”. Kata si katak.
“Kau tak  usah hawatir sahabat ku, jika kau tak bias memanjat.. maka aku yang akan memanjat dan mengambilkanya untuk mu”. Kata si monyet lagi.
“Baik lah.. kalau begitu mari kita mencari pohon pisang. Kita tunggu saja di tepi sungai ini, karena biasanya ada pohon pisang yang hanyut terbawa arus”. Kata si katak.
Ahirnya mereka pun menunggu ada pohon pisang yang hanyut terbawa arus sungai. Beberapa saat kemudian, mereka melihat ada sebatang pohon pisang yang terlihat mengambang terbawa arus.
“Hai katak sahabat ku, itu ada pohon pisang yang hanyut. Cepatlah kau berenang ke sana dan seret pohon itu ke pinggir sungai. Aku tak bisa mengambilnya karena aku tak bisa berenang”. Kata si monyet.
Si katak pun mengikuti saran monyet temannya itu. Dia berenang ke tengah sungai dan menyeret pohon pisang itu ke pinggir sungai.
“sekarang kita tunggu lagi pohon pisang yang hanyut. Agar aku dan kamu sama-sama memiliki satu pohon untuk di tanam”. Kata monyet.
“Baiklah.. kita tunggu saja di sini”. Kata si katak.
Tapi setelah lama mereka menunggu, tak ada satu pun pohon pisang yang dapat mereka temukan lagi. Hingga sore menjelang, tak ada lagi pohon pisang yang hanyut terbawa arus sungai.
“Sepertinya tak ada lagi pohon pisang yang hanyut hari ini. Kalau begitu pohon ini biar aku bawa, dan kamu tunggu saja pohon pisang berikutnya esok hari”. Kata si monyet.
“ah, tidak bisa. Kan aku yang mengambil pohon pisang ini dari sungai. Jadi pohon pisang ini seharusnya menjadi milik ku”. Kata si katak sedikit protes.
Monyet pun mencari akal agar dia dapat menipu si katak demi ke untungan dirinya sendiri.
“Baiklah kalau begitu. Agar lebih adil, bagai mana kalu pohon pisang ini kita bagi dua”. Kata si monyet.
“Hmm.. ide yang bagus. Baiklah kalau begitu..’. jawab si katak.
“Aku dapat bagian atas, kamu dapat bagian bawah”. Kata si monyet. Dia berusaha menipu si katak dengan memberinya bagian pangkal pohon. Karena dia berfikir, pada pohon pisang yang berbuah adalah bagian atas. Jadi dia meminta bagian atas agar cepat berbuah.
 
 
 
 
 
 
 
“Kok begitu? Kamu curang monyet. Yang berbuah kan bagian atas, bagaimana aku dapat bagian pangkal pohon. Mana mungkin bias berbuah?”. Tanya si katak.
“Jangan hawatir sahabat ku. Walaupun bagian pangkal, jika kau rawat dengan baik pasti juga dapat berbuah. Kan kita ini sahabat, mana mungkin aku menipu mu”. Kata si monyet menjalankan siasatnya. Dan ahirnya si katak dengan berat hati menerimanya. Karena dia yakin, bahwa sahabatnya itu tak mungkin menipu dirinya.
Akhirnya, mereka berdua membawa bagian pohon pisang ke rumah masing-masing untuk mereka tanam. Dalam beberapa hari, pohon pisang yang di tanam oleh si monyet sudah layu dan mati. Tentu saja karena pohon pisang bagian atas tak memiliki akar dan tak bisa hidup. Berbeda dengan pohon pisang milik si katak, kini telah mulai bertunas dan keluar daunnya.
Satu minggu kemudian, si monyet berkunjung ke tempat si katak. Dia berniat melihat tanaman pisang milik si katak, apakah mati seperti tanaman miliknya. Tapi si monyet sangat kaget ketika melihat tanaman si katak tumbuh dengan subur. Kini dia sadar bahwa dulu dia telah memilih bagian pohon yang salah, tapi sesal pun kini tiada guna. Dia pun mulai mencari siasat untuk dapat menikmati buah pisang milik si katak.
Setiap dua minggu sekali, si monyet berkunjung ke rumah si katak. Dia berdalih bertamu dan melihat hasil kerja si katak. Apakah sesubur pohon pisangnya. Padahal dia hanya berusaha melihat apakah buah pisang si katak sudah berbuah. Sehingga dia dapat memetiknya. Hal tersebut dia lakukan secara berulang dan terus menerus.
Hingga pada suatu hari, akhirnya pohon pisang milik si katak sudah masak dan siap di panen.
“Hai kawan, bagai mana kabar pohon pisang mu kali ini? Apakah sudah masak?”. Tanya si monyet.
“Wah.. tepat sekali kau datang. Pohon pisang ku sudah masak dan sudah waktunya untuk di panen hari ini. Bagaimana dengan pohon pisang mu?’. Tanya si katak.
“Sama, pohon pisang ku juga sudah masak dan sudah siap untuk di panen. Rencananya besok mau aku petik”. Kata si monyet berbohong.
“Baguslah kalau begitu. Jika aku boleh minta tolong, maukah hari ini kau memanjatkan pohon pisang ku? Karena aku tak bias memanjat”. Pinta si katak.
Mendengar permintaan dari si katak, si monyet sangat senang. Karena hari ini adalah hari yang dia tunggu-tunggu selama ini. Dia dapat makan buah pisang hingga puas.
“Tentu saja katak sahabat ku. Aku ke sini memang untuk menolong mu. Kalau begitu, mari kita menuju pohon pisang milik mu”. Jawab si monyet yang licik itu.
Mereka berdua kemudian menuju pohon pisang milik si katak. Dan dengan cepat si monyet yang rakus itu memanjat pohon pisang itu. Dan di atas pohon, monyet itu mulai memetik satu persatu buah pisang. Bukan untuk di berikan pada si katak yang dari tadi menunggu di bawahnya, melainkan dia makan sendiri di atas pohon.
“Wah.. kau memang pandai menanam pisang kawan. Pisang mu ini terasa sangat manis dan lezat”. Teriak si monyet dari atas pohon.
“Hai monyet, kenapa kau memakan pisang ku? Jatuhkan beberapa pisang untuk ku. Jangan kau makan sendiri di atas pohon..!!”. teriak si katak dari bawah.
“Hai katak kawan ku. Kau ini sangat bodoh. Kau ini katak, kau tidak makan buah. Tapi kau makan serangga. Lebih baik kau pergi saja mencari nyamuk untuk kau santap. Biar buah pisang yang lezat ini aku saja yang memakanya. Karena buah selezat ini sayang sekali bila harus di bagi dengan mu. Hahahaha..”. jawab si monyet. (visit dongengterbaru.blogspot.com)
Mendengar jawaban monyet yang seperti itu, si katak merasa sangat marah. Dia sangat kecewa pada si monyet yang selama ini dia aggap sebagai sahabat, ternyata monyet itu sangat egois. Akhirnya si katak pun masuk ke dalam rumah dan mengambil alat untuk menebang pohon pisang itu.
“Baiklah monyet rakus, habiskan saja semuanya. Aku tak butuh lagi pisang ini, maka pohon pisang ini akan segera ku tebang dan ku buang ke sungai”. Kata si katak kemudian mulai menebang pohon pisang itu.
Mendengar perkataan si katak, si monyet pun mempercepat makanya. Di berfikir sangat sayang jika buah pisang yang lezat itu di buang begitu sja di sungai. Dengan sekuat tenaga si monyet mempercepat makanya. Tapi karena kekenyangan, si monyet tak sanggup lagi memakan semua buah pisang itu. Tapi karena sifatnya yang rakus, dia tetap memaksakan diri untuk terus memakanya.
Tapi sayang, sebelum dia selesai memakan semua buah pisang itu, pohon pisang sudah mulai oleng dan mulai roboh. Si monyet berusaha melompat untuk menghindar agar tak ikut jatuh dengan pohon pisang tersebut. Tapi sayang.. karena kekenyangan dan kebanyakan makan, tubuhnya menjadi berat dan sulit untuk bergerak. Ahirnya, monyet itupun terjatuh ke tanah bersama pohon pisang itu. Monyet itu pingsan karena tertimpa pohon pisang. Dan si katak meninggalkanya begitu saja tanpa mau menolong monyet yang serakah dan rakus tersebut.
 
 
 
 http://dongengterbaru.blogspot.co.id/2014/08/dongeng-katak-dan-monyet-yang-rakus.html
 

Dongeng cinderella





Dongeng cinderella

Dahulu kala, tinggallah seorang gadis cantik bersama 2 orang kakak dan Ibu tirinya. Sejak ayah kandungnya meninggal, ia diperlakukan seperti seorang pembantu. Dipaksa untuk menuruti segala permintaan ibu dan kedua kakak tirinya. Meskipun begitu, Cinderella tetaplah seorang gadis yang baik hati, ia tetap menyayangi kedua kakak dan ibu tirinya






 Suatu hari istana akan mengadakan pesta dansa. Undangan pun disebar hingga ke pelosok desa. Pesta dansa ini bertujuan untuk mencari gadis yang akan menjadi permaisuri pangeran. Mendengar kabar gembira itu, kedua kakak tiri Cinderella sangat bahagia. “ibu, tolong pilihkan aku gaun yang paling cantik untuk menghadiri pesta dansa di istana malam nanti” ujar kakak sulung. “aku juga bu, belikan aku gaun yang baru. Aku tak ingin pangeran kecewa saat berdansa denganku” timpal kakak kedua. Mendengar puterinya berceloteh ria, ibu menjawab “tentu saja, ibu akan memilihkan baju yang bagus untuk pesta nanti malam”. Cinderella yang sedang menyapu terlihat sangat bahagia, dalam hatinya ia juga ingin pergi ke pesta dansa di istana, ia pun berkata kepada Ibu tirinya “Ibu, tolong ijinkan Aku untuk pergi ke pesta dansa, aku tidak butuh gaun baru. Cukup ijinkan aku saja bu”. Ibu dan kedua kakak tirinya sangat kesal dan memarahi Cinderella. Sang ibu berkata “tidak bisa, kau di rumah saja”. Mendengar itu, Cinderella pun terdiam. Harapannya untuk bertemu pangeran gagal. Meskipun begitu ia tetap ikhlas menjalani perlakuan ibunya.







 Hingga tibalah waktu pesta dansa. Ibu dan kedua kakak tirinya sudah bersiap pergi ke istana. Mereka memakai gaun terbaik dengan sepatu dan dandanan yang cantik. Sedangkan Cinderella hanya bisa menatap kepergian mereka dari balik jendela. Ketika Cinderella sedang bersedih, tiba-tiba terdengar suara wanita cantik “tenanglah Cinderella, kau akan mengikuti pesta dansa malam ini. jangan khawatir, aku yang akan membantumu”. Cinderella terkejut “kau siapa?”. Wanita cantik itu menjawab pelan “aku peri kahyangan, kemarilah”. Dengan senyum yang menawan, peri itu memutar-mutar tongkatnya di depan Cinderella. Seketika Cinderella berubah seperti seorang putri kerajaan. Ia memakai gaun yang bagus, mahkota emas, wajah yang cantik jelita, serta sepasang sepatu kaca. Cinderella pun nampak bahagia “terimakasih peri. Tapi bagaimana caranya agar aku bisa pergi ke istana itu? Aku tidak punya uang untuk menyewa kereta” ujar Cinderella. Dalam sekejap, peri cantik itu menghadirkan pengawal dan kereta kuda untuk Cinderella. “kau bisa menaiki kereta kuda ini. ingat, pengaruh sihir ini akan hilang saat tengah malam”. ( cerita by dongengterbaru.blogspot.com ) Mendengar itu, Cinderella pun mengangguk dan segera menuju ke istana.

Sesampainya di istana, semua terpana melihat kecantikan Cinderella. Bahkan ibu dan kedua kakak tirinya tidak berhasil mengenalinya. Pangeran pun jatuh cinta, ia mengajak Cinderella berdansa. Cinderella sangat bahagia. Tiba-tiba lonceng tengah malam melengking “aku harus pergi pangeran” ujar Cinderella. “tunggu putri, siapa namamu?” jawab pangeran yang berlari mengejar Cinderella. Tanpa disengaja, sepatu kaca Cinderella terlepas sebelah di teras istana. Sepatu kaca itu akhirnya di ambil oleh pangeran. Dalam hati ia berjanji akan mencari sang putri pemilik sepatu kaca itu.
Keesokan harinya, pangeran bersama pengawal pergi hingga ke pelosok negeri, namun tak ada gadis yang cocok dengan sepatu kaca itu. Hingga tibalah pangeran di rumah Cinderella. Kedua kakak tirinya sangat girang mendengar kedatangan pangeran “berikan padaku, aku akan mencoba sepatu kaca itu” sahut dua kakak tiri Cinderella bersamaan. Namun, ternyata sepatu kaca itu tidak cocok dengan mereka. Tiba-tiba Cinderella berkata “biar aku mencobanya pangeran”. Pangeran menjawab “silahkan nona”. Melihat hal itu ibu tiri berkata “Cinderella, memalukan sekali kau”. Singkat cerita, Cinderella mencoba sepatu kaca itu dan cocok di kakinya. Pengeranpun merasa gembira dan berkata “kaulah putri yang selama ini aku cari”.

Cinderella pun akhirnya dibawa oleh pangeran ke istana dan mereka hidup bahagia.


 http://dongengterbaru.blogspot.co.id/2017/02/dongeng-cinderella-dan-sepatu-kaca.html



Senin, 05 Oktober 2015

Your explanation is needed too.




Hi!
I need a help here.
Would you mind to check wheter the sentence bellow is grammaticaly corrrect or it is not.
Your explanation is needed too.
"I was trying to practise my English skill here".
Thank you in advance.











Sabtu, 29 Agustus 2015

Tak lekang oleh waktu




Kepala Batu tentang Batuan ...
Tak jemu tak lekang waktu ....
Mengenali air dari Keras NYA air ....
Mengenali hangat dari Air ...
Belajar saling mengenal dan Melupakan ...




 Tidak terasa airmata ini menitik,
Semua hanya meninggalkan luka
Tuhan, terimakasih atas semua ini,
Engkau beri aku pengalaman hidup
Yang sangat mahal dan berharga..
Menemani perjalanan hidupku,







bertemu karena cucu





+Haloo…..ini benar nomornya Ngurah…
--iyaa…..saya sendiri
+ini aku….Rini….masih ingat nggak
--Rini sapa ya….
--aaah kamu memang cepat lupa ya
+yaaah maklum udah 70 tahun….
--akuuu Sekarini…
+(melamun sebentar)……oh….Riniku….kamu ada dimana

Percakapan jadi sambung menyambung. Sesekali tertawa riang. Sesekali suara lirih
Ngurah n Rini bertetangga n saling menyinta. Lima tahun mereka pacaran, tetapi tiba2 Rini menghilang tanpa berita. Sangat menyakitkan…… dalam penantian yang tidak jelas, akhirnya Ngurah pasrah…..lalu menikah. Beranak pinak. Sekarang Ngurah baru tahu Rini sengaja menghilang karena malu ayahnya tersangkut perkara di kepolisian…. Rini juga sudah menikah dan beranak pinak. Ternyata cucu mereka pacaran n siap masuk jejang perkawinan…….
Sekarang mereka mengerti… sepahit apapun masa lalu…. menjadi terasa indah jika selalu disukuri. Alam mengatur kalo jodoh itu gak kan kemana2. Jika kita gak dipersatukan…..sapa tau, ntar cucu2 yang gantikan……





Kamis, 13 Agustus 2015

tanpa rupa

sisa seuntai senyum
memandang segenap.rupa
dg mata bukan pikiran
apalagi yg di maknai ?
kalau hanya ada rupa
nyata maya semu
sebatas takdir...........

diam tanpa kata
tanpa makna tanpa rupa
memang sulit