Minggu, 05 Juli 2015

nomor lain

GA 616, Jakarta - Makassar. Boarding Time, 12.55. Pak tua duduk pada kursi lorong dng nomor 31 Charlie.
Di kursi tengah, persis di sebelah kiri pak tua, duduk seorang lelaki bertubuh kekar dan tambun tapi berwajah sangat manis. Ramah lagi.
Sepuluh menit sejak pesawat take off, siku lelaki kekar tambun berwajah manis itu selalu nusuk-nusuk pinggang pak tua. Mulanya, pak tua menduga krn tubuh lelaki itu lebih besar dari kursi yang didudukinya, sehingga siku tangannya terpaksa hrs melompati batas kursi.
Tapi krn gerakan siku itu punya irama, pak tua mulai curiga kalau ada gelagat yang kurang pas.
Karena makin lama sikutan doi ke pinggang pak tua makin gencar, akhirnya pak tua berbisik ke telinga lelaki cantik itu, 'Saya masih normal bro', kata pak tua.
Mendengat sentilan itu, doi mendadak naik pitam. 'Bapak pikir saya abnormal'?, katanya.
Saya tak pernah bilang gitu dan tak tertarik mikirin kamu. Saya cuma bilang 'kalau saya masih normal', kata pak tua.
Setelah itu hening sejenak. Sikut itu pun terhenti. Tapi tak lama setelah itu, sikutan itu malah lanjooottt.
Krn gak mau ribut, pak tua tukar kursi dng salah seorang ibu anggota rombongannya. Pak tua yakin kalau doi duduk dampingan sama ibu-ibu, sikutnya akan berhenti bergerak. Dan pak tua benar, krn ibu yg menggantikan pak tua duduk di kursi disamping lelaki manis itu bisa tertidur nyenyak. Hi hi.
Ketika landing di Makassar, rombongan pak tua berkesiap ke tempat pengambilan barang dan segera bergeser ke tempat penantian taksi. Waktu nunggu taksi, doi, si lelaki tambun yg manis itu datang menghampiri pak tua sambil bilang, 'Pak ... boleh minta no hp dan PIN BB gak'?
Untuk apa?, tanya pak tua.
'Saya ingin ngobrol panjang lebar dng bapak ... kalau bapak tdk keberatan', katanya dng monyong yg dimanyunkan.
Tanpa pikir panjang pak tua menyodorkan secarik kertas bertuliskan no hp dan pin bb kpd sicantik itu.
Ketika di dalam taksi, seorang anggota rombongan pak tua ngomong, 'Bapak ganjen deh. Ngapain juga bp kasih no hp dan PIN BB'?
Biar ajalah. Toh yg saya kasih bukan no hp dan pin bb saya.
Terus no hp dan pin bb siapa yg bapak kasih?, tanyanya lagi.
No HP dan PIN BB seorang pedagang online yg jual cream pembesar penis, kata pak tua.
Dari mana lagi bapak dpt nomor begituan?
Dari koran yang kubaca di pesawat tadi. Saya sdh menduga kalau orang kayak doi bakalan minta itu. Makanya saya catat nomor itu dan kasih sama dia, kata pak tua.
Hi hi hi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar